Senin, 30 Maret 2020

Runtuhnya Raksasa Ekonomi Dunia


Runtuhnya raksasa ekonomi dunia
            Saat berbicara mengenai perekonomian tidak luput dari istilah impor, ekspor, kegiatan jual beli bahan mentah, berupa bahan tambang, minyak bumi maupun barang siap guna antara negara – negara di seluruh penjuru dunia hampir selalu terjadi, bahkan tiap detiknya terjadi proses perekonomian bisnis satu negara dengan negara lainnya. Besarnya suatu negara tidak hanya dikaitkan dengan kekuatan persenjataan dan besarnya suatu wilayah negara tersebut, melainkan dilihat pula jalannya bisnis perekonomian negara, pada era modern seperti sekarang ini perang yang terjadi antara negara internasional bukan lagi memperebutkan suatu wilayah atau melakukan penjajahan secara fisikal, melainkan tindak monopoli perdagangan dan menjadikan negaranya pusat ekonomi dunia, tiap negara berlomba lomba untuk menjadi negara adidaya yang menguasai jalannya bisnis ekspor dan impor.
            China merupakan negara eksportir terbesar dunia, sebagai negara yang berdekatan dengan China, mitra perdagangan bisnis Indonesia dengan China begitu erat. Namun dengan mewabahnya pandemi virus corona jenis baru yang diberi nama Covid-19 yang menyerang masyarakat China hingga menyebabkan sektor ekonomi China memburuk dan berimbas pada bisnis perdagangan dunia termasuk Indonesia. China yang tadinya diketahui tinggi pemrintaan terhadap batu bara dan kelapa sawit mendadak mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam waktu 3 bulan terakhir terhitung dari mewabahnya virus jenis baru ini. Perdagangan yang biasa dilakukan tiap negara terhadap China mengalami hambatan, sehingga berbagai proses produksi mengalami keterlambatan.
            Virus corona kian mewabah se antero negri China dan diberlakukannya sistem Lockdown pada negri tirai bambu tersebut, yang menyebabkan lumpuh totalnya prekonomian internasional China, sektor bisnis yang berkaitan dengan ekspor, impor diberhentikan hingga pandemi virus dinyatakan berhenti oleh pemerintah pusat. Virus corona menyebar luas ke seluruh dunia, besar kemungkinan melalui aktivitas penerbangan antar negara yang membawa virus itu keluar zona merah, alhasil virus covid-19 ini tumbuh besar di negara selain China, salah satunya di negri pesaing China dalam persaingan bisnis perekonomian yaitu negri paman sam Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memperintahkan untuk menutup seluruh penerbangan menuju negara yang dipimpinnya, untuk mencegah membengkaknya jumlah pasien positif terkena virus berbahaya itu, dalam kurun waktu 2-3 bulan virus covid-19 menggemparkan Amerika hingga kini Amerika menjadi negara dengan pasien positif terbesar di dunia. Keadaan ini memaksa presiden negri paman sam itu untuk memperpanjang arahan darurat tinggal dirumah hingga April 2020, dengan diberlakukannya pembekuan akses keluar masuk negara, kini nilai mata uang Dollar Amerika meroket tinggi yang menyebabkan meningkatnya harga jual barang di pasar internasional, dan menyebabkan menurunnya minat para investor untuk menanamkan saham modal mereka di tiap negara.
            Pada negara yang baru baru ini masuk dalam jajaran negara maju menurut Amerika Serikat, pemerintah Indonesia diharpkan dapat memperlambat laju virus corona menyebar di tanah air, sehingga tidak terjadi krisis ekonomi seperti yang sudah di prediksi oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, kebijakan untuk menanggulangi krisis ekonomi masih belum tampak dari pemerintah indonesia untuk kondisi terburuk. Sudah sewajarnya jika pemerintah memikirkan jalan yang akan ditempuh Indonesia kedepannya untuk menanggulangi pandemi corona dan menjaga bisnis perekonomian tetap stabil untuk mencegah krisis. Masyarakat di Indonesia diharpkan saling bantu dan kooperativ dengan pemerintah untuk menghadapi wabah ini, karena dampaknya bukan hanya kepada kesehatan masyarakat itu sendiri melainkan kesehatan ekonomi Indonesia di kancah bisnis internasional, bisa diambil contoh pada raksasa ekonomi dunia, dengan virus yang hanya berukuran 400-500 milimeter kini tengah meruntuhkan kejayaan mereka.

Referensi :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar